sumurbuatsedulur. Diberdayakan oleh Blogger.

Bagikan yuk...

Kaleidoskop Akhir Tahun

Selasa, 27 Desember 2011

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wab arakatuh Teriring doa semoga Bapak/Ibu senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Amin Sehubungan degan acara Pengajian Pekanan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, maka kami mengundang Bapak/Ibu untuk hadir pada:   Hari dan Tanggal: Rabu, 28 Desember 2011 Waktu: Pukul 08.30 sd 10.00 WIB Tempat: Aula Dewan Da'wah, Jalan Kramat Raya No. 45 Jakarta Pusat Acara: Tausyiah dengan Tema: "Kaleidoskop Akhir Tahun" oleh: Dr. H. Adian Husaini   Informasi acara ini dapat menghubungi Ust. M. Zaini di: 319 012 33 atau Hp. 0812 1818 1572 Demikian, atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.

Read more...

salam dari kami

Senin, 26 Desember 2011


Dari 365 hari di tahun 2001 kemarin, berapa waktu kita untuk Allah SWT? Bila tiap sholat kita menyediakan waktu rata-rata 5 menit, maka dalam sehari kita menyisihkan waktu kurang dari setengah jam saja untuk menghadap-Nya. Sementara kita tidur dengan membuang 5 sampai 8 jam perhari, bekerja menghabiskan 8 jam perhari, dan makan selama 3 x 20 menit perhari. Nonton teve, setidaknya 1-2 jam perhari. Jadi, dari 24 jam waktu keseharian kita, ‘’jatah’’ untuk Allah SWT hanya kurang dari setengah jam. Berarti, sepanjang 2011, kita menyisihkan waktu sholat selama kurang dari 7 hari saja. Jika kita kini 30 tahun dan sholat sejak usia 9 tahun, maka dari 21 tahun umur akil-baligh kita, hanya 147 hari atau 5 bulan saja di antaranya yang digunakan untuk sholat.
Hitungan itu memang ironis, bila yang punya agenda seorang sekuler. Muhammad Quthb menjelaskan, sekuler adalah mengasingkan agama dari kehidupan (fasluddin ‘anil hayat). Sekuleris memperhitungkan kehadiran Allah hanya pada waktu-waktu ritual seperti sholat. Sedangkan di saat-saat lain, Allah terlupakan ada-Nya, kuasa-Nya, peran-Nya, kehendak-Nya, bahkan semuanya. Allah dianggap tidak ‘’mengerti’’ soal bursa efek, soal distribusi kekuasaan, atau soal hukum pembuktian terbalik. Allah dinilai ‘’tidak relevan’’ memasuki wilayah-wilayah keduniaan. Seolah-olah Allah tidak pernah memberikan al Qur’an dan as Sunnah sebagai pedoman hidup manusia dalam segenap aspeknya. Sepertinya kedua sumber hukum itu tidak lebih hebat dibanding produk pemikiran Montesque, Adam Smith, atau Machiavelli. Sehingga dalam agenda keseharian sekuleris, Tuhan ‘’terkerangkeng’’ di tiang-tiang masjid atau forum-forum pengajian belaka.
Allah SWT dalam al Qur’an menegaskan: ‘’Tak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.’’ Dan setiap sholat Muslim berjanji: ‘’Sungguh sholatku, ibadahku, hidup dan matiku, semata hanya untuk-Mu Tuhan Penguasa Alam.’’ Ini adalah pernyataan anti-sekuler yang tegas.  Dengan spirit inilah, seorang Muslim tidak akan terjebak pada kalkulasi waktu yang sekuleristik seperti dikemukakan tadi. Baginya, aktivitas hidup selalu dilandasi niat ikhlas, dijalankan dengan syariat Ilahi, dengan skala prioritas yang tepat serta memanfaatkan modernitas demi efektivitas dan efisiensi.
‘’Jadikanlah dunia sebagai ladang akhirat,’’ Rasulullah mengingatkan. Di lain riwayat beliau berpesan, ada dua kenikmatan yang membuat banyak manusia tertipu: kondisi sehat dan waktu senggang (HR Bukhari).

Read more...

Jangan Hanya Berdiri Di Depan Pintu

Kamis, 22 Desember 2011

Jangan Hanya Berdiri Di Depan Pintu
Drs H Syariful Alamsyah, Ketua Bidang Dakwah Dewan Da’wah

Nama Pak Natsir sudah saya kenal semenjak saya duduk di bangku SD. Ayah saya adalah seorang guru SD, sebelumnya disebut Sekolah Rakyat (SR). Ketika saya di bangku SD, ayah menceriterakan kepada kami tentang tokoh-tokoh pejuang, seperti Pak Natsir, Pak Roem, Pak Syafruddin Prawiranegara, Burahnuddin Harahap, dan lain-lain. Mereka-mereka itu, disebutkan oleh ayah sebagai tokoh-tokoh Muslim pejuang bangsa.

Setelah saya menyesaikan PGA 4 tahun di Silayang, dan untuk kelas lima dan enamnya di Mu’allimin Muhammadiyah, Tamiang, Ujung Gading, kemudian nama Pak Natsir dengan Dewan Dakwahnya, kembali menyentuh ingatan saya lewat Pak Nuryufa, Direktur Muallimin tersebut. Ketika di Padangsidempuan, disamping kuliyah di IAIN, mengajar di SMP Muhammadiyah, dan juga aktif membantu-bantu di Kantor Dewan Dakwah.

Mejelang Pemilu tahun 1977, atas undangan Masjid Al-Munawwarah, Kampung Bali, Tanah Abang, Dewan Dakwah Tapanuli Selatan dengan beberapa aktifis Dakwah daerah, datang ke Jakarta. Di antaranya H. Zuber Ahmad, Pak Dahnial Arham, BA, Pak Zamhar Said, Pak Nasuha Bugis, Pak Raja Dja’far Hutagalung, Pak Basyir Panggabean, Pak Eyun Siregar, Pak Syamsul Bahri Siregar, Saudara Burhaman Nasution, Saudara Izzudin, saya dan lain-lain, sehingga rombongan kami, berjumlah 21 orang.
Kantor Dewan Dakwah di masa itu di masjid Munawwarah. Kami diterima sebagai tamu masjid Al-Munawwarah, tinggal di masjid dan mendapat pelajaran dari para tokoh juga di masjid, seperti oleh Pak Natsir, Pak Roem, Pak HM Rasyidi, Buya AR Sutan Mansur dan lain-lainnya.

Read more...
Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah (LAZIS)
DEWAN DA'WAH ISLAMIYAH INDONESIA


Gedung Menara Da'wah
Jl. Kramat Raya No.45, Jakarta Pusat 10450
Phone (62-21) 31901233 Fax (62-21) 3903291
E-mail: infaqclub@yahoo.com

pengunjung ke

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP